Tuesday

Kisi Kisi SKB Apoteker dan Tenaga Farmasi Edisi 87

Kisi Kisi SKB Apoteker dan Tenaga Farmasi Edisi 87


Dibawah ini merupakan contoh soal Seleksi Kompetensi Bidan (SKB) Farmasi / Apoteker Edisi Ke 87 Beserta Kunci Jawabannya lengkap


Kisi Kisi SKB Apoteker dan Tenaga Farmasi Edisi 87
soal SKB Apoteker dan Tenaga Kefarmasian

Hai teman-teman semuanya, apa kabar kalian? adakah yang sudah melaksanakan SKB, kalau masih ada yang belum tetang semangat belajarnya ya teman-teman. Berikut ini kami siapkan untuk teman-teman materi Farmasi yang mungkin saja masuk didalam soal SKB nanti. Selamat belajar


1. Tujuan Pengamanan Makanan dan Minuman

Jawaban :
Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar atau persyaratan kesehatan.

Makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label :
  1. Nama dagang
  2. Nama jenis makanan
  3. Berat bersih atau netto
  4. Nama dan alamat pabrik yang membuat
  5. Komposisi
  6. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
  7. Pencantuman tulisan dan logo halal



2. Berilah contoh minimal 5 macam jenis obat di bawah ini :

a. Obat bebas
b. obat bebas terbatas
c. obat keras

Jawaban :
  1. Obat bebas Contohya : Obat Batuk Hitam, Obat Batuk Putih, Tablet Parecetamol, Minyak Kayu Putih, Tablet Vitamin C, Paracetamol, Aspirin, Promethazine, Guafenesin, Bromhexin HCL, Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn Sulfate, Proliver, Tripid, Gasflat, Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut dalam kombinasi).
  2. Obat bebas terbatas (Daftar W/Daftar P) Contohnya : Antimo, Decolgen, Vicks Formula 44 DT Gargarisma Kan, Tinctura Jodii, Neo ultrasiline, Sigaret astma, Sulfanilamide steril, Anusol suppositoria, Theophiline, Allerin, Pseudoefedrin HCL, Tilomix, Tremenza, Bodrex extra, Lactobion, Antasida plus, Dexanta, asam acetylsalisil, Asmadex, ephedrin HCL, Dextromethorphan dll (penyebutan merk karena obat kombinasi). 
  3. Obat keras Contohnya : Diazepam, Phenobarbital, Antibiotik, Antihistaminik antibiotika dan obat-obat berisi hormone (obat anti diabetes, obat untuk gangguan jantung, obat anti kanker, obat untuk pembesaran kelenjar tiroid, obat gangguan pertumbuhan, dsb), obat anti depressan (seperti : chlorpromazine, haloperidol), Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin HCL, Alprazolam, Clobazam, Chlordiazepokside, Amitriptyline, Lorazepam, Nitrazepam, Midazolam, Estrazolam, Fluoxetine, Sertraline HCL, Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin, Levodopa, Benzeraside, Ibuprofen, Ketoprofen dll.




3. Keuntungan dan kerugian sediaan obat bentuk
a. tablet
b. sirup
c. suppositoria

Jawaban :

A. Tablet
Keuntungan:
  • Lebih mudah disimpan.
  • Memiliki usia pakai yang lebih panjang disbanding obat bentuk lainnya.
  • Bentuk obatnya lebih praktis.
  • Kosentrasi yang bervariasi.
  • Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, di mana dapat diminum, atau memisah di mulut.
  • Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air leih dahulu untuk pengolahannya.
  • Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
  • Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
  • Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
  • Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kendungan yang paling lemah.
  • Secara umum, bentuk pengobatan dengan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
  • Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
  • Tablet tidak menngandung alkohol.
  • Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
Kekurangan:
  • Warnanya cendurung memberikan bahaya.
  • Tablet dan semua obat harus disimpan di luar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
  • Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
  • Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
  • Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.

B. Sirup
Keuntungan:
  • Cocok untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parsikon, anak-anak).
  • Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
  • Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higrokopis, deliquescent.
Kekurangan:
  • Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
  • Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan pasien tersebut. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien tersebut.
  • Tidak sesuai bahan obat yang rasanya tidak enak misal sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
  • Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspensi atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol,
  • suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending egent yang digunakan.
  • Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan).
  • Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari).
  • Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.

C. Suppositoria
Keuntungan:
  • Absorpsinya cepat
  • Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan oleh asam lambung.
  • Tidak mengalami metabolism linta pertama (First Pas Effect).
  • Dapat digunakan oleh orang yang sedang bermasalah dengan tenggorokannya.
  • Dapat digunakan oleh orang yang sedang muntah atau oang yang tak sadarkan diri.
  • Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
  • Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan.
  • Obat dapat masuk langsung saluran darah dan berakibat obat dapat member efek lebih cepat dari pada penggunaan obat per oral.
  • Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak.
  • Bentuknya seperti torpedo mengunt sadarungkan karena suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur.
  • Bisa mengobati secara bertahap. Kalau misal obat menimbulkan kejang, atau panas reaksinya lebih cepat, dapat memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh : memberikan efek lokal dulcolax untuk meningkatkan defeksasi.
Kekurangan:
  • Tidak menyenangkan pengguna.
  • Absorpsi obat sering tidak teratur dan sedikit diramalkan.
  • Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama.
  • Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.
  • Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami pembedahan rekrtal.



4. Di dalam Obat Bebas Terbatas terdapat peraturan-peraturan, sebutkan peraturan tersebut dan berikan contoh kemasan pada masing-masing peraturan tersebut!

Jawaban :
  • P1 : Awas! Obat Keras! Baca aturan pakai. Contoh : Paramex
  • P2 : Awas! Obat Keras! Hanya untuk kumur. Jangan ditelan. Contoh : Listerine, Betadine gargle.
  • P3 : Awas! Obat Keras! Hanya untuk bagian luar badan. Contoh : Betadin.
  • P4 : Awas! Obat Keras! Hanya untuk dibakar.
  • P5 : Awas! Obat Keras! Tidak boleh ditelan. Contoh : Nebacetin powder.
  • P6 : Awas! Obat Keras! Obat wasir, tidak ditelan. Contoh : Anusol suppositoria.



5. Beri contoh dan jelaskan perbedaan dari :
a. Obat narkotika golongan I
b. Obat narkotika golongan II
c. Obat narkotika golongan III

Jawaban :
  • Obat narkotika golongan I : tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. Contoh : tanaman Papaver somniferium (opium), koka, ganja, dan heroin.
  • Obat narkotika golongan II : dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. Contoh : metadon, morfin, opium, petidin.
  • Obat narkotika golongan III : banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan ringan. Contoh : kodein.


Sumber : Kumpulan Soal Apoteker & Farmasi Indonesia

Demikianlah artikel yang berjudul Kisi Kisi SKB Apoteker dan Tenaga Farmasi Edisi 87, semoga apa yang telah kami sajikan untuk teman-teman semua bermanfaat dan terus belajar latihan soal-soal farmasi diblog ukomfarmasi.blogspot.com ini karena kai akan berusaha update latihan soal untuk teman-teman semuanay. Terimakasih atas kunjungannya.


Note : Seluruh Artikel ini dilindungi DMCA.com Protection Status dan dilarang melakukan Kopi Paste tanpa Izin Dari Kami

Artikel Terkait

Berkomentar dengan baik dibawah ini
EmoticonEmoticon