Friday

Contoh Soal TKB Farmasi & Tenaga Kefarmasian Edisi 84

Contoh Soal TKB Farmasi & Tenaga Kefarmasian Edisi 84


Dibawah ini merupakan contoh soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI Edisi Ke 84 Beserta Kunci Jawabannya lengkap


Contoh Soal TKB Farmasi & Tenaga Kefarmasian Edisi 84

Hai teman-teman semuanya, berikut ini kami siapakn untuk teman-teman semua latihan soal-soal SKB / TKB Farmasi & Tenaga Kefarmasian. Selamat belajar teman-teman semuanya


1. Seoarang pasien perempuan bernama "Ny.Lu" berusia 35 tahun telah menderita hipertiroid selama 5 tahun, ibu tersebut menyusui dan datang ke suatu rumah sakit memeriksakan diri kepada dokter dengan keluhan mengalami tremor yang cukup parah. Dokter berencana meresepkan obat golongan beta bloker untuk mengurangi gejala tremor pasien.

Apakah obat golongan beta bloker yang tepat untuk pasien tersebut?

a. Atenolol
b. Metoprolol
c. Nadolol
d. Propanolol
e. Esmolol

Jawaban : d. Propanolol
Pembahasan :
  • Propanolol dianggap golongan beta bloker yang dipilih untuk pasien menyusui
  • Metoprolol dianggap golongan beta bloker yang dipilih untuk pasien menyusui namun menimbulkan resiko rendah
  • Atenolol, nadolol konsentrasi dalam air susu relative tinggi dan menimbulkan efek samping pada bayi yang disusui.
  • Esmolol, obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
  • A= Tidak berisiko,
  • B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
  • C=Mungkin berisiko,
  • D=Ada bukti positif dari risiko,
  • X=Kontraindikasi,
  • N=Tidak diketahui



2. Seorang pasien wanita yang berusia 68 tahun penderita hipertensi dan memiliki masalah suka lupa minum obat (Kaptopril 25 mg, 2 X 1 hari) sehingga tekanan darahnya sulit terkontrol. Dokter meminta Anda sebagai Apoteker yang berkualitas untuk memilih bentuk sediaan yang tepat diberikan kepada pasien tersebut.

Bentuk sediaan apakah yang tepat disarankan kepada dokter untuk pasien tersebut?

a. Tablet salut selaput
b. Tablet sublingual
c. Tablet sustain release
d. Tablet salut film
e. Tablet immediate release

Jawaban : c. Tablet sustain release
Pembahasan :
  • Tablet salut selaput : sama halnya tablet salut film yaitu tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna
  • Tablet Sublingual : tablet yang disisipkan di pipi (bukal) dan di bawah lidah (sublingual), biasanya memiliki bentuk yang berbeda dengan tablet kebanyakan, yaitu berbentuk datar. Tablet ini juga merupakan tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Biasanya dutujukan untuk efek yang cepat, dan untuk obat-obatan yang dapat dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit obat yang diabsorbsi melalui saluran cerna
  • Tablet Sustain Release : Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya pemakaian unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8 sampai 12 jam. Tujuan utama dari sediaan lepas lambat adalah untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.
  • Tablet salut film : tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna
  • Tablet immediate release : melepaskan dosis obat segera setelah obat dikonsumsi biasa digunakan pada tablet konvensional.



3. Seorang pasien perempuan bernama "Ny.Gea" berusia 32 tahun datang ke IFRS untuk menebus resep dokter karena mengalami alergi makanan yang disertai dengan rasa nyeri di seluruh tubuh. "Ny.Gea" mendapatkan obat deksametason, klorfeniramin maleat, parasetamol, antalgin, vitamin B12. "Ny.Gea" mengatakan kepada Apoteker bahwa dia sedang meyusui bayinya yang masih berumur 6 bulan.

Apakah obat yang berpotensi menimbulkan efek sedasi pada bayi ketika wanita tersebut mengkonsumsi obat?

a. Deksametason
b. Klorfeniramin Maleat
c. Parasetamol
d. Antalgin
e. Vitamin B12

Jawaban : b. Klorfeniramin Maleat
Pembahasan :
Klorferamin Maleat termasuk obat Antihistamin penghambat Reseptor H1 (AH1) Golongan Alkilamin. Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Terdapat variasi yang besar dalam toleransi terhadap obat antar individu, kadang-kadang efek samping ini sangat mengganggu sehingga terapi perlu dihentikan. Efek samping yang paling sering adalah sedasi. Pengurangan dosis atau penggunaan AH1 jenis lain mungkin dapat mengurangi efek sedasi ini. Obat yang dapat digunakan yaitu obat AH1 nonsedatif (Peperidin) seperti Terfenadin, Astemizol, dan Loratadin.



4. Seseorang laki-laki yang berusia 45 tahun datang ke Apotek dengan keluhan pegal-pegal. Apoteker kemudian memberikan 20 tablet meloxicam 15 mg tanpa resep dokter kepada laki-laki tersebut.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan teman sejawat terhadap Apoteker?
a. Mengingatkan sejawat dengan cara santun
b. Mengingatkannya dan melaporkan kepada atasan
c. Menegurnya dan menyuruhnya mengambil resep tersebut lagi
d. Memberitahu atasan tentang kejadian apa adanya
e. Membertahukan ke sejawat lain dan kemudian mengingatkannya apoteker tersebut

Jawaban : a. Mengingatkan sejawat dengan cara santun
Pembahasan :
Obat harus menggunakan resep dokter karena pemakaian tidak boleh lama sebab memiliki efek samping yang dapat memperparah penyakit kardiovaskuler yaitu penyakit jantung.


Note : Seperti tes TKP SKD CPNS bukan soal diatas ? dan disitu lah ada jawaban yang paling tepat


5. Suatu industri farmasi sedang melakukan produksi tablet vitamin C dengan bentuk kemasan strip. Agar memenuhi aturan CPOB, pengemasan vitamin C menggunakan blister perlu dilakukan pada kelas ruang yang sesuai.

Apakah kelas ruangan yang tepat untuk melakukan proses tersebut berdasarkan CPOB?

a. A
b. B
c. C
d. D
e. E

Pembahasan :
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing memiliki spesifikasi tertentu :
  1. Unclassified Area : Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipanatu. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold stroge dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
  2. Black Area (Kelas E) : Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)
  3. Grey Area (Kelas D) : ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruangan produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.
  4. White Area (Kelas A, B, C/dibawah LAF) : Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruangan mixing untuk produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatic (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan ruang ganti pakaian white dan airlock.



6. Sebuah industri farmasi akan membuat pemesanan bahan baku Pseudoefedrin HCl 30 mg untuk memproduksi produk obat flu dari importir terdaftar (IT) prekursor farmasi. Pemesanan bahan baku tersebut harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Siapakah yang berwenang menandatangani SP tersebut?

a. Apoteker dalam tim pengadaan
b. Apoteker penanggung jawab produksi
c. Apoteker penanggung jawab gudang
d. Apoteker penanggung jawab QC
e. Apoteker penanggung jawab QA

Jawaban : b. Apoteker penanggung jawab produksi
Pembahasan :
Menurut PMK RI No. 3 Tahun 2015 Pasal 13 ayat 2 : Penyaluran Prekursor Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan berdasarkan Surat Pesanan dari Apoteker Penanggung Jawab Produksi dan atau Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan


Sumber : Kumpulan Soal Farmasi Indonesia

Demikianlah artikel yang singkat dengan judul Contoh Soal TKB Farmasi & Tenaga Kefarmasian Edisi 84. Ayo ajak teman-teman lainnya untuk belajar latihan soal-soal Apoteker, Farmasi, Asisten Farmasi, Tenaga Kefarmasian dan semuanya untuk belajar latihan soal-soal diblog ukomfarmasi.blogspot.com dan ramaikan blog ini bersama-sama, dan kami pun semangat terus memberikan latihan soal untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa lagi dipertemuan kita selanjutnya. 


Note : Seluruh Artikel ini dilindungi DMCA.com Protection Status dan dilarang melakukan Kopi Paste tanpa Izin Dari Kami

Artikel Terkait

Berkomentar dengan baik dibawah ini
EmoticonEmoticon