Tuesday

Contoh Soal Uji Kompetensi Farmasi / Apoteker 2019 / 2020 Part 115

Contoh Soal Uji Kompetensi Farmasi / Apoteker 2019 / 2020 Part 115


Dibawah ini merupakan contoh soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI Edisi Ke 115 Beserta Kunci Jawabannya lengkap


Contoh Soal Uji Kompetensi Farmasi / Apoteker 2019 / 2020 Part 115

Halo teman-teman sahabat ukomfarmasi.blogspot.com semuanya. Berikut ini telah kami siapkan untuk teman-teman semuanya contoh latihan soal UKAi yang disertai jawabannya yaitu tentang Soal-soal ESSAY. Selamat belajar

Soal Cerita Nomor 1-5

Bapak Andi umur 60 th (BB = 77 kg tinggi 65 kg) datang ke rumah sakit dengan keluhan
sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.
Bapak Andi adalah seorang perokok yang menghasilkan 1 bungkus rokok sehari.Merokok
sejak umur 30 tahun.
Riwayat penyakit :
Tuan RT juga seorang penderita hiprtensi sejak 2 tahun yang lalu.

Berikut adalah hasil pemeriksaan:

Tekanan darah : 150/95 mm Hg
Heart rate : 88x/menit
Suhu : 37,60C
RR : 24x per menit
Kolestrol : 210 mg/dl
Triseglerida : 180 mg/dl
GDP : 90 mg/dl
Setelah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD dan hipertensi
stage I.

Pertanyaan:

1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa ischemia?

Jawaban :
Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri didada menjalar kelengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.
Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR: 24xpermenit (normal: 12-15x permenit),dari kadar kolesterol dalam darah (210 mg/dL) yang masuk kategori normal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktorresiko IHD). Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.



2. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi maupun nonfamakologi kasus tersebut baik untuk
untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis? Jelaskan alasan pemilihan obat. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan.

Jawaban :
  1. Penatalaksanaan Farmakologi
    1. Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut  IHD:  dengan pemberian nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit. Alasan pemilihan obatkarena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut. Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 – 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja cardiac yang overload . Dipilih  sublingual karena short acting sehingga  langsung dapatbekerja dengan onset cepat(yaitu sekitar 1-3 menit).
    2. Penatalaksanaan untuk profilaksis adalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca Channel Blocker  (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat digunakan untuk profilaksi jangka panjang. Jika  digunakan transdermal, untuk menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Untuk  profilaksis pake nitrogliserin yang long acting  + CCB.  Long acting nitrat yang diberikan bisa kapsu lNTGSR dengandosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan durasi4- 8 jam.CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10mg 
  2. Penatalaksanaan NonFarmakologi
    1. Dilakukan diet makanan (rendah lemak dan kolesterol), buah, sayuran, kacang kacangan dan gandum.
    2. Stop merokok 
    3. Banyak mengkonsumsi antioksidan, asam lemak omega 3 dan minyak ikan.
    4. Mencegah faktor resiko hipertensi (oleh karena itu, terapi non farmakologis untuk hipertensi, sebagian besar cocok untuk pasien IHD) 
    5. Menghindari stress
  3. Alasan pemilihan obat
    1. Alasan pemilihan obat:  nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapatdigunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien menderita asma . Seharusnya, obat yang menjadi first line  adalah beta blocker. Namun, obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan IHD dan menurunkan tekanan darah.
  4. Mekanisme kerja obat yang digunakan
    1. Mekanisme kerja nitrogliserin : yaitu mendilatasiepicardial coronary arteries dan venodilatasi untuk menurunkan preload  dan tekanan pengisian ventriculer. Menurunkan myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cyclic Guanosil Monophosphate) dan menghambat sintesist romboxan.
    2. Mekanisme CCB: block channel Ca di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi  dan vasodilatasi perifer. Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan  darah diperbesar karena vasodilatasi myocard.



3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi baik farmakologi maupun
Nonfarmakologi?

Jawaban :
  1. Terapi Non farmakologi
    Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)  yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitive terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa Hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan factor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
  2. Terapi Farmakologi
    Untuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan selain buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung sipasien masih tergolong hipertensi stage 2 tahap awal, maka cukup dengan monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo  dilihat algoritme terapi untuk hipertensi stage 2, perlu kombinasi dengan diuretic tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB  (Angiotensin Receptor Blocker), beta Blocker atau CCB). Namun, terapi  dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jika pasien baru pertama kali terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan satu obat tadi tidak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat. Pasien hipertensi dengan stage 2 sudah perlu kombinasi. Selain itu pasien sudah 2 tahun memiliki riwayat hipertensi. CCB dan ACE-I  pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan Obat CCB yang cocok biasanya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis lazim 2,5-10 mg 1x sehari ), felodipin (dosis lazim 5-20 mg 1x sehari), nifedipin Long Acting ; dosislazim10 40mg 1x sehari). Golongan dihidropiridonini adalah vasodilator yang kuat dari pada non dihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan nondihidropiridin dapat menurunkan denyut jantung (menguntungkan bagi pasien yang menderita tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal maka sebaiknya tidak perlu untuk diturunkan. Selain itu, golongan non dihidropiridin dapat menyebabkan heart block , padahal pasien menderita IHD




4. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya ?

Jawaban :
  1. Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.
  2. Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan bernafas. Jika RR normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (IHD salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung). 
  3. Pemeriksaan EKG
  4. Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.
  5. Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau paling tidak setiap dua minggu sekali ukur tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90 mmHg.



5. Informasi apa saja yang perlu diberikan pada pasien?

Jawaban :
  1. Cara pemakaian obat Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil.
    1. • Nitrogliserin  Saat minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2 menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin,harus segera hubungi dokter.
    2. Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari
    3. Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).
  2. Cara penyimpanan Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin. Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera berkurang dalam beberapa jam. 
  3. Jangka waktu pengobatan Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai kolesterol dan trigliserid-nya normal.
  4. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari. Grape fruit juice. Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan mengantuk. Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Harus juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma. Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum obat, segera obatnya diminum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis selanjutnya (tidak didouble minum obat). 



Demikianlah artikel dari ukomfarmasi.blogspot.com yang berjudul Contoh Soal Uji Kompetensi Farmasi / Apoteker 2019 / 2020 Part 115. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas tersebut dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman semuanya. Sampai jumpa lagi yaa.

Soal Essay dan Pilgan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia Part 114

Soal Essay dan Pilgan (Pilihan Ganda) Uji Kompetensi Apoteker Indonesia Part 114


Dibawah ini merupakan contoh soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI Edisi Ke 114 Beserta Kunci Jawabannya lengkap


Hai teman-teman semuanya berikut ini telah kami siapkan unuk teman-teman semuanya contoh latihan UKOM Farmasi dalam bentuk Pilihan ganda dan Essay. Selamat belajar yaa


1. Flu merupakan salah satu gejala TB karena interaksi dengan obat potensial dengan obat TB lainnya, berikut ini obat yang menyebabkan Flu adalah :
A. INH
B. Rifampicin
C. Etambutol
D. Pirazinamid
E. Streptomisin

Jawaban : B. Rifampicin



Cerita Soal Nomor 2- 3
Sekartaji (22 th) seorang penderita epilepsi, setiap hari mengkonsumsi fenitoin 300mg/hari, fenobarbital 100 mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari. Sudah selama 2 tahun ini kadar obat-obat tersebut di dalam darah konsisten dan sudah tidak pernah lagi mengalami kejang selama 18 bulan terakhir. Dia baru saja menikah 2 bulan yang lalu. Pertanyaan

2. Apa saran saudara bila dia ingin segera punya anak?

Jawaban :
  • Penderita epilepsy yang akan hamil harus diberi konseling tentang efek epilepsy terhadap kehamilan, efek kehamilan terhadap epilepsy, dan potensi teratogenik dari obat antiepilepsi
  • Perlu dikonselingkan faktor2 apa saja yang meningkatkan risiko kejang selama kehamilan sehingga dapat diwaspadai, yaitu:
    • Ketidak patuhan pasien meminum obat karena takut efek teratogenik obat
    • Meningkatnya konsentrasi estrogen yang menurunkan ambang kejang,
    • Kurang tidur dan stres.
  • Apabila pasien ingin hamil, kehamilan harus direncanakan terlebih dahulu. Saat ini pasien mengkonsumsi 3 obat antiepilepsi (fenitoin 300mg/hari,fenobarbital 100 mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari) dengan pengobatan itu, pasien tidak pernah mengalami kejang lagi selama 18 bulan. Jika ingin hamil, 3 obat ini harus diturunkan perlahan-lahan dosisnya selama 6 bulan sebelum konsepsi. Kemudian, dipilih salah satu obat AED yang efek sampingnya paling sedikit (monoterapi) dengan dosis serendah mungkin dan politerapi meningkatkan resiko teratogenik. 
  • Asam folat 4000 mcg selama 1-3 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama trimester pertama. Kemudian untuk mencegah teratogenik AED dengan dosis 0,4-5 mg tiap hari sampai persalianan.
  • Vitamin K dosis 10 mg PO selama 6 minggu terakhir kehamilan dan 20 mg/hari (2x10 mg/hari) selama 2 minggu sebelum kelahiran. Jika hal ini tidak dilakukan, maka parenteral vit.K harus diberi saat persalinan. Hal ini diperlukan untuk mencegah resiko perdarahan pada bayi yang baru lahir karena defisiensi vit. K yang disebabkan phenytoin-InducedVit.K.



3. Apa saran saudara bila dia ingin menggunakan obat untuk KB?

Jawaban :
  • Untuk antiepilepsi bisa diberikan fenitoin dosis 300 mg/hari dalam dosis terbagi yaitu 3 x sehari dan durasi jangka panjang, perlu dimonitor kadar hormone
  • untuk kontrasepsi terapi dengan moderate atau high hormonal dosis oral kontrasepsi. Etinil estradiol dosis 50 mcg/hari bisa dipilih dengan regimen 1 x sehari, dengan durasi sampai ingin hamil
  • Oral kontrasepsi diminum 1x sehari bersama atau tanpa makanan
  • Jika lupa minum obat maka segera minum saat ingat dan minumlah tablet berikutnya pada waktu yang seharusnya walaupun minum 2 tablet dalam 1 hari atau waktu yang sama
  • informasikan kepada pasien agar melaporkan bila terjadi efek samping obat seperti depresi berat dan TD> 160/100 mmHg. Fenitoin diminum 3x sehari 1 kapsul bersama makanan jika terlambat 1 dosis segera minum setelah ingat. Jika sudah mendekati dosis selanjutnya maka minum dosis yang selanjutnya saja (jangan mendobel/menambah dosis), gunakan secara teratur kembali
  • Kebanyak obat-oabat oral KB mengandung kombinasi progesterone dan estrogen. Sarankan penggunaan oral KB yang isinya hanya progesterone saja. Namun tingkat keberhasilan untuk mencegah kehamilan dengan pil yangberisi progestagen saja lebih rendah dari pil kombinasi.
  • Disarankan juga untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.



Cerita Soal Nomor 4- 10
Bapak Andi (umur 60 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, nyeri didada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.

Riwayat penyakit :
Tuan RT juga seorang penderita asma dan hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
Berikut ini adalah hasil pemeriksaan :
- Tekanan darah  : 160 / 95 Heart rate : 88 x per menit
- Suhu : 37,6oC
- RR  : 24 x per menit
- Kolesterol  : 210 mg/dl
- Trigliserida : 180 mg/dl
- Gula darah puasa : 90 mg/dl
- Setalah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah  IHD.

4. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa iskhemia?

Jawaban :
  • Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri didada menjalar kelengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.
  • Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR:24xpermenit(normal: 12-15xpermenit),dari kadar kolesterol dalam darah (210mg/dL) yang masuk kategori normal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktorresiko IHD). Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.



5. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus tersebut baik untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis?

Jawaban :
  • Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut  IHD:  
  • dengan pemberian nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit. Alasan pemilihan obatkarena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut. Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 – 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja cardiac yang overload . Dipilih  sublingual karena short acting sehingga  langsung dapatbekerja dengan onset cepat (yaitu sekitar 1-3 menit).
  • Penatalaksanaan untuk profilaksis
  • adalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca Channel Blocker  (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat digunakan untuk profilaksi jangka panjang. Jika  digunakan transdermal, untuk menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Untuk  profilaksis pake nitrogliserin yang long acting  + CCB.  Long acting nitrat yang diberikan bisa kapsu lNTGSR dengandosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan durasi4- 8 jam.CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10mg 




6. Jelaskan alasan pemilihan obat

Jawaban :
  • Alasan pemilihan obat:  nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapatdigunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien menderita asma . Seharusnya, obat yang menjadi first line  adalah beta blocker. Namun, obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan IHD dan menurunkan tekanan darah.



7. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan

Jawaban :
Mekanisme kerja nitrogliserin : yaitu
  1. mendilatasiepicardial coronary arteries dan  
  2. venodilatasi untuk menurunkan preload  dan tekanan pengisian ventriculer. Menurunkan myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cyclic Guanosil Monophosphate) dan menghambat sintesist romboxan.
Mekanisme CCB: 
block channel Ca di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi  dan vasodilatasi perifer. Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan  darah diperbesar karena vasodilatasi myocard.



8. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi?

Jawaban :
  1. Terapi Non farmakologi
    Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)  yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitive terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa Hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan factor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
  2. Terapi Farmakologi
    Untuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan selain buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung sipasien masih tergolong hipertensi stage 2 tahap awal, maka cukup dengan monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo  dilihat algoritme terapi untuk hipertensi stage 2, perlu kombinasi dengan diuretic tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB  (Angiotensin Receptor Blocker), beta Blocker atau CCB). Namun, terapi  dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jika pasien baru pertama kali terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan satu obat tadi tidak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat. Pasien hipertensi dengan stage 2 sudah perlu kombinasi. Selain itu pasien sudah 2 tahun memiliki riwayat hipertensi. CCB dan ACE-I  pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan Obat CCB yang cocok biasanya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis lazim 2,5-10 mg 1x sehari ), felodipin (dosis lazim 5-20 mg 1x sehari), nifedipin Long Acting ; dosislazim10 40mg 1x sehari). Golongan dihidropiridonini adalah vasodilator yang kuat dari pada non dihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan nondihidropiridin dapat menurunkan denyut jantung (menguntungkan bagi pasien yang menderita tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal maka sebaiknya tidak perlu untuk diturunkan. Selain itu, golongan non dihidropiridin dapat menyebabkan heart block , padahal pasien menderita IHD



9. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya

Jawaban :
  • Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.
  • Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan bernafas. Jika RR normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (IHD salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung). 
  • Pemeriksaan EKG
  • Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.
  • Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau paling tidak setiap dua minggu sekali ukur tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90 mmHg.



10. Informasi apa yang perlu diberikan pada pasien?

Jawaban :
  1. Cara pemakaian obat Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil.
    Nitrogliserin  Saat minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2 menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin, harus segera hubungi dokter.
    • Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari
    • Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).
  2. Cara penyimpanan Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin. Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera berkurang dalam beberapa jam. 
  3. Jangka waktu pengobatan Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai kolesterol dan trigliserid-nya normal.
  4. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari. Grape fruit juice. Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan mengantuk. Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Harus juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma. Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum obat, segera obatnya diminum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis selanjutnya (tidak didouble minum obat). 


Demikianlah artikel kami ini yang singkat berjudul yaitu Soal Essay dan Pilgan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia Part 114. Semoga apa yang kami berikan dan sajikan untuk teman-teman sahabat ukomfarmasi.blogspot.com semuanya bermanfaat yaa, sampai jumpa lagi dipertemuan dan postingan kita selanjutnya. Terimakasih