Tuesday

Contoh Soal Masuk Rumah Sakit (Apoteker dan Tenaga Kefarmasian) Edisi 81

Contoh Soal Masuk Rumah Sakit (Apoteker dan Tenaga Kefarmasian) Edisi 81


Dibawah ini merupakan contoh soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI Edisi Ke 81 Beserta Kunci Jawabannya lengkap


Contoh Soal Masuk Rumah Sakit (Apoteker dan Tenaga Kefarmasian) Edisi 81
soal-soal apoteker dan tenaga kefarmasian

Hai teman-teman semuanya, berikut ini telah kami siapkan khusus untuk teman-teman setia ukomfarmasi.blogspot.com, disini kami siapkan latihan soal-soal Apoteker yang disertai dengan jawaban. Selamat belajar teman-teman semuanya


1. Sebuah ukuran evaluasi yang menggambarkan hubungan antara hasil yang dicapai dengan usaha yang diperkirakan disebut:

a. Adequat
b. Kewajaran
c. Efektifitas
d. Tingkat kesulitan
e. Efisiensi

Jawaban : e. Efisiensi
Rasional : cukup jelas



2. Faktor yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam penyimpanan perbekalan farmasi yaitu:

a. Ruangan diberi sekat agar aman
b. Untuk menyimpan obat bentuk injeksi digunakan palet
c. Penggunaan palet untuk melindungi obat
d. Vaksin polio disimpan di “frezer ”
e. Untuk efisiensi gudang dualantai lebih baik dari pada satu lantai

Jawaban : c. Penggunaan palet untuk melindungi obat
Rasional :
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang adalah :
  1. Kemudahan bergerak
    Untuk kemudahan bergerak, gudang ditata menggunakan sistem sati lantai, tidak bersekat-sekat. Berdasarkan arah arus p[enerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi, ruang gudang ditata berdasarkan sistem garis lurus, arus U atau aurs L.
  2. Sirkulasi udara yang baik-Rak dan pallet
    Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet dapat meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok perbekalan farmasi.
  3. Kondisi penyimpanan khusus
    Seperti vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus dilindungi, narkotika dan bahan berbahay harus disimpan dalam lemari khusus dan terkunci, bahan-bahan yang mudah terbakar.
  4. Pencegahan kebakaran
    Hindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar dan pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat-tempat yang mudah dijangkau.



3. Sebuah pembelian yang dilakukan pada saat stok obat mengalami kekurangan disebut:

a. Annual purchasing
b. Scheduled purchasing
c. Perpectual purchasing
d. Contectual purchasing
e. Perfectual purchasing

Jawaban : c. Perpectual purchasing
Rasional :
  1. Annual purchasing (pembelian tahunan yang sebenarnya dari pembelian terencana atau schedule purchasing) merupakan pengadaan yang dilaksanakan tiap tahun sekali untuk semua item.
  2. Scheduled purchasing (pembelian terencana) merupakan model pembelian yang periodik atau berkala dengan interval waktu tertentu misalnya tiap bulan, tiap enam bulan dan lain-lain.
  3. Perpetual purchasing (pembelian rutin) dilakukan jika waktu tunggu cepat sekitar 1 atau 2 hari.



4. Kriteria dalam pengamatan mutu obat secara teknis mencakup:

a. Identity yaitu menjamin obat tidak bahaya atau stabilitas terjamin
b. Potensi yaitu kandungan obat dalam rentang +/- 5 %
c. Ketersediaan hayati yaitu kecepatan dan luasnya absorbs obat oleh tubuh
d. Keseragaman dalam khasiat, bentuk, warna, dan konsistensi
e. Efek terapi yaitu pengaruh obat terhadap tubuh

Jawaban : c. Ketersediaan hayati yaitu kecepatan dan luasnya absorbs obat oleh tubuh
Rasional :
Secara teknis, kriteria mutu obat mencakup identitas, kemurnian, potensi, keseragaman, dan ketersediaan hayatinya.
  1. Identity.
    Untuk setiap obat yang dibelanjakan harus dijamin bahwa isi kandungannya benar. Misalnya saja, bahwa kapsul Amoksisilin 250 mg. harus berisi Amoksisilin murni 250 mg tanpa tambahan bahan lainnya. Demikian pula halnya dengan kemasan. Bahwa kemasan yang dilabel sama harus pula berisi obat dengan kandungan yang sama pula.
  2. Kemurnian.
    Beberapa jenis obat memang memerlukan bahan tambahan untuk membentuk sediaan yang dikehendaki. Untuk itu harus dijamin bahwa di dalam sediaan tersebut tidak terdapat bahan tambahan yang berbahaya atau dapat mengganggu stabilitas obat. Pengemasan obat yang serampangan (misalnya memasukkan bahan obat ke dalam kapsul melalui proses tidak steril) akan memberikan risiko kontaminasi bakteri atau jasad renik lainnya. Dalam praktek, kita sering menjumpai bahwa pusat pelayanan kesehatan primer membuat berbagai jenis pulvis dalam jumlah besar untuk penyakit tertentu, misalnya ISPA. Dari segi kepraktisan tentu saja dapat diterima, tetapi dari segi jaminan mutu, hal ini perlu dipertanyakan.
  3. Potensi.
    Setiap sediaan obat harus berisi kandungan obat yang sesuai dengan yang tertera dalam label. Secara teknis umumnya ditetapkan bahwa kandungan obat adalah dalam rentang tertentu. Sebagai contoh hidroklorotiazide 100 mg bisa saja mengandung hidroklorotiazide sebesar 95 s.d 110 mg. Yang jelas bahwa potensi obat harus tetap sama untuk setiap dosis yang tertera dalam label.
  4. Keseragaman.
    Secara fisik, bentuk, warna, konsistensi, ukuran tablet, kapsul, krim, dan cairan sebaiknya seragam antara satu dengan lain obat. Meskipun komponen ini tidak mempengaruhi efikasi dan keamanan obat, tetapi mungkin berpengaruh dalam segi penerimaan oleh pasien, dokter, maupun farmasis.
  5. Ketersediaan hayati.
    Ketersediaan hayati obat mencerminkan kecepatan dan luasnya absorpsi obat oleh tubuh berdasarkan dosis dan sediaan yang diminum. Ketersediaan hayati obat ini harus tidak berbeda antara obat generik maupun obat paten untuk isi kandungan yang sama, atau disebut bioekuivalen. Untuk itu harus dijamin bahwa setiap obat yang dibelanjakan harus memiliki ketersediaan hayati sesuai dengan standard (informasi mengenai standard ini dapat diperoleh dari farmakope). Yang jelas, bahwa setiap obat cukup adekuat untuk memberikan efek klinik yang diharapkan.



5. Berikut ini sediaan farmasi yang distribusinya floor stock:

a. Spurt disposable 5 mL
b. Kapas berlemak
c. Sarung tangan steril
d. Kanamicin injeksi
e. Adrenalin injeksi

Jawaban : c. Sarung tangan steril
Rasional : cukup jelas



6. Sistem pengadaan yang disusun berdasarkan skala prioritas atas dasar manfaat disebut:

a. Doelmatig
b. Wetmatig
c. Automatig
d. Rechmatig
e. Fullmatig

Jawaban : d. Rechmatig



7. Dalam menentukan lokasi gudang di rumah sakit, perhatikan:

a. Lokasi rumah sakit
b. Jumlah perbekalan farmasi yang dilayani
c. Arsitek gedung
d. Kemudahan dan kelancaran pengangkutan
e. Tipe dan kapasitas perbekalan farmasi yang tersedia

Jawaban : d. Kemudahan dan kelancaran pengangkutan
Rasional : cukup jelas
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang adalah :
  1. Kemudahan bergerak
    Untuk kemudahan bergerak, gudang ditata menggunakan sistem sati lantai, tidak bersekat-sekat. Berdasarkan arah arus p[enerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi, ruang gudang ditata berdasarkan sistem garis lurus, arus U atau aurs L.
  2. Sirkulasi udara yang baik-Rak dan pallet
    Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet dapat meningkatkan sirkulasi udara dan perputaran stok perbekalan farmasi.
  3. Kondisi penyimpanan khusus
    Seperti vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus dilindungi, narkotika dan bahan berbahay harus disimpan dalam lemari khusus dan terkunci, bahan-bahan yang mudah terbakar.
  4. Pencegahan kebakaran
    Hindari penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar dan pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat-tempat yang mudah dijangkau.

Sumber : Kumpulan Soal Apoteker Farmasi Indonesia

Demikianlah artikel yang singat dengan judul Contoh Soal Masuk Rumah Sakit (Apoteker dan Tenaga Kefarmasian) Edisi 81, semoga teman-teman Apoteker dan Farmasi semuanya dapat terus belajar tentang soal-soal Farmasi diblog ukomfarmasi.blogspot.com ini. Dan ayo ajak teman-teman kalian untuk belajar latihan soal disini. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai berjumpa lagi.


Note : Seluruh Artikel ini dilindungi DMCA.com Protection Status dan dilarang melakukan Kopi Paste tanpa Izin Dari Kami

Artikel Terkait

Berkomentar dengan baik dibawah ini
EmoticonEmoticon