Blog yang membahas mengenai contoh soal-soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI dan jawabannya, Uji Kompetensi Apoteker Indonesia, Latihan soal farmakologi, soal-soal farmasi pdf doc, soal UKAI pdf doc, Soal UKOM D3 Farmasi dan kunci jawaban serta rasional lengkap tahun 2018, 2019, 2020, 2021
Dibawah ini merupakan contoh soal Uji Kompetensi (UKOM) Farmasi / UKAI Edisi Ke 115 Beserta Kunci Jawabannya lengkap
Halo teman-teman sahabat ukomfarmasi.blogspot.com semuanya. Berikut ini telah kami siapkan untuk teman-teman semuanya contoh latihan soal UKAi yang disertai jawabannya yaitu tentang Soal-soal ESSAY. Selamat belajar
Soal Cerita Nomor 1-5
Bapak Andi umur 60 th (BB = 77 kg tinggi 65 kg) datang ke rumah sakit dengan keluhan
sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.
Bapak Andi adalah seorang perokok yang menghasilkan 1 bungkus rokok sehari.Merokok
sejak umur 30 tahun.
Riwayatpenyakit :
Tuan RT juga seorang penderita hiprtensi sejak 2 tahun yang lalu.
Berikut adalah hasil pemeriksaan:
Tekanan darah : 150/95 mm Hg Heart rate : 88x/menit Suhu : 37,60C RR : 24x per menit Kolestrol : 210 mg/dl Triseglerida : 180 mg/dl GDP : 90 mg/dl
Setelah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD dan hipertensi
stage I.
Pertanyaan: 1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa ischemia?
Jawaban :
Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri didada menjalar kelengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.
Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR: 24xpermenit (normal: 12-15x permenit),dari kadar kolesterol dalam darah (210 mg/dL) yang masuk kategori normal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktorresiko IHD). Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.
2. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi maupun nonfamakologi kasus tersebut baik untuk
untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis? Jelaskan alasan pemilihan obat. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan.
Jawaban :
Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut IHD: dengan pemberian nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit. Alasan pemilihan obatkarena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut. Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 – 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja cardiac yang overload . Dipilih sublingual karena short acting sehingga langsung dapatbekerja dengan onset cepat(yaitu sekitar 1-3 menit).
Penatalaksanaan untuk profilaksis adalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca Channel Blocker (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat digunakan untuk profilaksi jangka panjang. Jika digunakan transdermal, untuk menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Untuk profilaksis pake nitrogliserin yang long acting + CCB. Long acting nitrat yang diberikan bisa kapsu lNTGSR dengandosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan durasi4- 8 jam.CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10mg
Penatalaksanaan NonFarmakologi
Dilakukan diet makanan (rendah lemak dan kolesterol), buah, sayuran, kacang kacangan dan gandum.
Stop merokok
Banyak mengkonsumsi antioksidan, asam lemak omega 3 dan minyak ikan.
Mencegah faktor resiko hipertensi (oleh karena itu, terapi non farmakologis untuk hipertensi, sebagian besar cocok untuk pasien IHD)
Menghindari stress
Alasan pemilihan obat
Alasan pemilihan obat: nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapatdigunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien menderita asma . Seharusnya, obat yang menjadi first line adalah beta blocker. Namun, obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan IHD dan menurunkan tekanan darah.
Mekanisme kerja obat yang digunakan
Mekanisme kerja nitrogliserin : yaitu mendilatasiepicardial coronary arteries dan venodilatasi untuk menurunkan preload dan tekanan pengisian ventriculer. Menurunkan myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cyclic Guanosil Monophosphate) dan menghambat sintesist romboxan.
Mekanisme CCB: block channel Ca di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer. Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan darah diperbesar karena vasodilatasi myocard.
3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi baik farmakologi maupun
Nonfarmakologi?
Jawaban :
Terapi Non farmakologi Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitive terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa Hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan factor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
Terapi Farmakologi Untuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan selain buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung sipasien masih tergolong hipertensi stage 2 tahap awal, maka cukup dengan monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo dilihat algoritme terapi untuk hipertensi stage 2, perlu kombinasi dengan diuretic tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB (Angiotensin Receptor Blocker), beta Blocker atau CCB). Namun, terapi dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jika pasien baru pertama kali terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan satu obat tadi tidak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat. Pasien hipertensi dengan stage 2 sudah perlu kombinasi. Selain itu pasien sudah 2 tahun memiliki riwayat hipertensi. CCB dan ACE-I pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan Obat CCB yang cocok biasanya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis lazim 2,5-10 mg 1x sehari ), felodipin (dosis lazim 5-20 mg 1x sehari), nifedipin Long Acting ; dosislazim10 40mg 1x sehari). Golongan dihidropiridonini adalah vasodilator yang kuat dari pada non dihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan nondihidropiridin dapat menurunkan denyut jantung (menguntungkan bagi pasien yang menderita tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal maka sebaiknya tidak perlu untuk diturunkan. Selain itu, golongan non dihidropiridin dapat menyebabkan heart block , padahal pasien menderita IHD
Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.
Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan bernafas. Jika RR normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (IHD salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung).
Pemeriksaan EKG
Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.
Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau paling tidak setiap dua minggu sekali ukur tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90 mmHg.
5. Informasi apa saja yang perlu diberikan pada pasien?
Jawaban :
Cara pemakaian obat Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil.
• Nitrogliserin Saat minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2 menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin,harussegerahubungidokter.
Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari
Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).
Cara penyimpanan Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin. Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera berkurang dalam beberapa jam.
Jangka waktu pengobatan Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai kolesterol dan trigliserid-nya normal.
Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari. Grape fruit juice. Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan mengantuk. Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Harus juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma. Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum obat, segera obatnya diminum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis selanjutnya (tidak didouble minum obat).
Demikianlah artikel dari ukomfarmasi.blogspot.com yang berjudul Contoh Soal Uji Kompetensi Farmasi / Apoteker 2019 / 2020 Part 115. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas tersebut dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman semuanya. Sampai jumpa lagi yaa.
Note : Seluruh Artikel ini dilindungi
dan dilarang melakukan Kopi Paste tanpa Izin Dari Kami
Berkomentar dengan baik dibawah ini
EmoticonEmoticon